Fenomena Karo Jadi Ketua Ditengah Orang Batak

“Tapi satu hal, mereka selalu memberi saya kesempatan seluas-luasnya untuk menjadi ketua, wakil ketua, ketua panitia natal dlsb. Hanya saya selalu menolaknya. Setiap saya usul, tidak ada yg ditolak, padahal banyak usul lain tidsk disetujui. Intinya mereka sangat menghargai orang karo. Ini terjadi di setiap perkumpulan batak yg saya ikuti. Aneh kan? Tapi walau demikian, saya juga tdk buru-buru mengambil kesimpulan. Bisa saja memang ada upaya-upaya sistematis dari mereka untuk ‘menghilangkan’ identitas karo seperti yg disampaikan oleh beberapa orang di milis ini.” (Eddy Efrata)

Bujur Eddy sharing info/pengetahuan soal fenomena enda.

Bas milista pernah kusingetken ‘fenomena karo jadi ketua’, terjadi di Jawa bagepe menam seluruh negeri je lit piga-piga Karo tapi enterem kalak Batak. Enda terjadi secara menyeluruh ertina kerina kalak Batak si je mengerti apa yang mereka lakukan, terutama membikin se’nyaman’ mungkin bagi sang Ketua walaupun dalam suasana dominasi mutlak kalak Batak.  Usaha-usaha enda enggo melala kita Karo ngenanami atau ngidahsa. Tapi soal analisana lenga pernah ndarat kecuali bas milista. Kai pe kuakap perlu ibahan analisa mendasar, terutama soal-soal si berhubungen ras nasib Karo bagepe perkembangan identitas Karo.

Man kalak Batak bas organisasi enda enggo me cukup nyaman adi Karo jadi ketuana, sebab Karo biasana lebih suka diam daripada ribut. Mereka kenal Karo dan bagi mereka diam saja sudah merupakan keuntungan besar . Mereka sendiri tidaklah diam seperti orang Karo, tapi ngomong kemana-mana kalau ketua organisasi mereka seorang Karo. Karo sebagai identitas, mereka tidak akan menonjolkan, tetapi sebagai Batak iya, dan itulah strateginya (goal oriented).

Dari pengalaman saya sendiri melihat beberapa kejadian fenomena ini. Di Eropah Bona Pasogit meminta ketuanya seorang Karo, dia tak mau tapi kemudian menerimanya jadi wk ketuanya. Orang Karonya bisa dikatakan cuma dia sendiri disitu. Ditempat saya pernah beberapa wanita Batak mengusulkan organisasi wanita Batak dan mengusulkan ketuanya seorang wanita Karo. Dia menolak dan akhirmya tak bikin organisasi sama sekali. Mereka masih belum berani bikin tanpa orang Karo, karena disini akan sangat terisolasi kalau hanya Batak tok. Karo lebih ‘populer’ dan seperti biasanya lebih disukai. Mempopulerkan identitas Batak dengan ada Karonya sangat lebih terhormat, apalagi kalau ketuanya sendiri orang Karo.

Tapi identitas Karonta kuja jenda? Enda me jadi pemikirenta. Mbue kang kari pemikiren bagi biasana bas soal kaipe, tapi enda me, sirasrasken nganalisa sienda dari segi apa saja, termasuk bas segi kam nari sipernah jadi ketua Batak enda. Prinsipta melihat atau menganalisa untung rugina man identitas Karo.

Adi kin enda program atau “upaya-upaya sistematis dari mereka utk ‘menghilangkan’ identitas karo”,  beratti enda me kapken semacam tipu-muslihat ibas perjuangan sengit antar etnis enda ndai.

Tipu muslihat banci kang ikontra salu tipu muslihat. Misalna adi jadi ketua, gunakan kedudukan enda gelah menguntungkan man identitas Karo. Ma enggo sibegi ketua deliserdang (bupati Batak Amir Tambunan ) menggunakan kedudukan ketuanya dengan mengangkat hampir semua camat didaerah ulayat Karo adalah orang Batak. Labo ngenca bage, sebagian daerah Karo pe iserahkenna ku Sergai. Enda gunana jadi ‘ketua’ deliserdang. Tapi ijenda tentu perlu keberanian ras kelincahan luar biasa. Maka aku labo menentang fenomena enda ndai, tapi gunakanlah seperti mereka menggunakan kita. Tipu muslihat kontra tipu muslihat. Tapi kalau diam saja seperti saya katakan diatas, itu sajapun sudah sangat menguntungkan bagi identitas Batak, karena mereka sendiri ngomong, ketua kita orang Batak Karo, yang jelas  tak pernah atau enak lagi ngomong soal identitas karonya dalam organisasi yang dipimpinnya. Kebebasan jenda enggo jadi ikatan, ikatan tak enak hehehe . . . Saya teringat JRG ngomong bebas dan lantang di radio Belanda soal Karo Bukan Batak, dan sekiranya dia ketua Bona Pasogit Eropah bagaimana pula ngomongnya hehehe . . . dan karena itu juga dia tak pernah diusulkan atau diangkat jadi ketua Batak.

Enda ka sitik soal identitas enda. Kataken ka pendapatndu, atau katakanlah apa yang harus kam katakan.

Sumber: http://groups.yahoo.com/group/komunitaskaro/message/19733

About karobukanbatak

Suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo. Suku Karo mempunyai sebutan sendiri untuk orang Batak yaitu Kalak Teba umumnya untuk Batak Tapanuli. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.
This entry was posted in Opini and tagged , , , . Bookmark the permalink.

49 Responses to Fenomena Karo Jadi Ketua Ditengah Orang Batak

  1. Horas !Mejuah-juah man kita karina !.
    saya tertarik ingin memberikan pertanyaan di daerah mana sih orang “Batak” menjadikan orang karo jadi Ketua ??, atau ketua apa sih yang dimaksud ?? orang “Batak” selalu punya kumpulan MARGA, yang pasti marganyalah yang menjadi ketua !!( tidak mungkin marga lain apalagi Karo).
    kalau hanya kumpulan Mahasiswa asal Sumatera, atawa kumpulan Orang Indonesia di Luar Negri siapapun bisa !!, soal karo yang selalu ditunjuk itu lain soal !!( tidak ada hubungannya dengan Marga ).
    SO !!, apa hubungannya dengan Karo bukan Batak ?? Bukannya seharusnya orang Karo MARAH kalau tidak disebut sebagai Batak ?? atau punya anda punya sejarah yang PASTI bahwa Karo bukan lah Batak ??, so kalau Karo bukan Batak dan Toba juga Bukan Batak !! so what gitu lho !!. tidak ada yang dibanggakan dengan sebutan ” Batak” juga tidak ada ruginya menyandang Gelar “Batak”. setahu saya label “Batak ” ini sudah ibarat Roh bagi orang Toba, Simalungun, Karo,Mandailing,Pakpak !!, yaitu ROH yang mempersatukan ke 5 suku yang berbeda ini.
    dan bila salah satu suku tidak mau menyandang “Batak” apa boleh buat !!, asal hal itu bukan karena tekanan dan ancaman.
    Horas !

  2. salah satu fenomena orang Karo jadi Ketua ditengah Orang Batak tersebut, bisa anda baca pada tulisan yang ada pada link berikut ini : http://groups.yahoo.com/group/komunitaskaro/message/20506

  3. Hesperonesia says:

    saya, sebagai orang batak, sangat setuju dan mendukung 100 persen gerakan ‘karo bukan batak’ …. 😀

    • mejuah-juah rikut ras ikataken kami mbue bujur ibas dukungenndu 🙂

      • Hesperonesia says:

        saya bukan orang karo .. orang tua saya asli dari toba dan samosir … enaknya mungkin pakai bahasa indonesia aja ya .. biar saya mengerti .. piss

    • Robin G Munthe says:

      Apa yang disampaikan Sdra Hesperonesia jelas2 salah satu fakta pendukung bahwa Karo beda/bukanlah Batak, yaitu dia yang mengaku orang Batak tidak mengerti bhs Karo. Begitupun orang Karo tidak mengerti bhs Batak.

      • Hesperonesia says:

        sebenarnya saya tidak melihat dari sisi bahasa, marga saya manihuruk di keluarga saya banyak juga yang bermarga munthe … dalam acara tradisi batak-karo marga saya menjadi ginting-manik (khususnya di tongging), dengan adanya “karo yang bukan batak” artinya ada “gap” dalam tradisi. Ini hal yang biasa apalagi negeri kita negeri yang sering terkena bencana sehingga bisa tercerai berai ke berbagai penjuru, sementara bahasa sifatnya berkembang terus menerus. Contohnya di Papua yang mempunyai 800 bahasa berbeda atau Dayak yang mempunyai 200-300 bahasa berbeda tetapi tetap sama-sama mengakui sebagia orang Papua dan Dayak, karena persamaan tradisi mereka. Tetapi ada persamaan Dayak dan PApua dengan kita yaitu penggunaan marga yang di turunkan oleh leluhur dan tidak di dasari dari bahasa tertentu. Artinya sistem marga telah di gunakan sejak ribuan bahkan belasan ribu tahun yang lalu.

        Jika kata “Batak” tidak bisa di setujui, bisa saja menggunakan kata lain misalnya, “Tapanuli” atau kata lainnnya. Intinya adalah persatuan karena tanpa persatuan, ..atau bercerai berai,.. lambat laun kita akan sulit menjadi tuan rumah di tanah kita sendiri. Masih ingat kan masa kolonial Belanda yang mudahnya masuk dan menjajah kita? Jika Papua dan Dayak bisa bersatu kenapa kita tidak??

      • Ketika kam menikah, apakah kam akan melangsungkan pernikahan secara adat Karo atau secara adata Tapanuli? Soal suku Papua, sebenarnya mereka juga sering diidentifikasi oleh orang luar seperti kita sebagai bagian suku yang bersatu, tetapi pada kenyataanya tidak demikian adanya. Suku Papua itu berbeda satu dengan yang lain http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_suku_bangsa_di_Papua

  4. to “karobukanbatak”
    ooh..jadi masalah judulk itu ?? Emang “Bona Pasogit ” itu daerah mana sih ??, bukankah bona pasogit artinya “Orang yang tinggak di Tanah Batak”?? , jadi nggak salah dong !!, hanya saja menggunakan Bahasa Batak Toba !, kalau itukan tinggal kesepakatan mereka disana tho ??, kalau tahun depan mungkin menggunakan Bahasa Simalungun atau Karo, atau mungkin juga mereka sudah mantap dengan sebutan “bona taon”.
    yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah anggota dari kumpulan itu orang Toba semua ? atau campuran dari semua suku Batak ??
    semua semua suku batak artinya SIAPUN BISA JADI KETUA !!!

    • sinaga says:

      On ma masalahna Pra.
      Dari Toba (terutama mereka dari Tapanuli) terkesan sering memaksakan kehendaknya. Sebenarnya yang ikatan kuat ke Simalungun, Pakpak dan Karo itu Ompung kita dari Samosir, makanya rata2 orang dari Samosir lebih bisa menerima perbedaan.
      Tapi rata2 yang sering berteriak itu turunan dari daerah kab. TAPUT sekarang.
      Mereka salah menafsirkan Tarombo Batak, dan memaksakan pada orang Lain.
      Juga bahasa dan lain-lain.
      Dan Masalah SM Raja Sendiri, janganlah di permalukan dengan memaksa namanya di pake di seluruh SUMUT.
      Ai i toba pe aloni Ompungta do ibana, ima pandeta raja Lontung (Omp. Palti Raja mar marga Sinaga (Bonor-Pande).
      Tapi dia melewan belanda sampai akhir hayatnya, tentunya itu layak jadi pahlawan Nasional.

  5. Teger karo says:

    di Tanah karo tidak mengerti apa itu “Bona pasogit”, Tanah Karo tdk pernah kmi sebut tanah batak.

  6. bukhori ginting says:

    daurat sinaga, ketika ada perkumpulan batak apapun bentuknya, yg selalu di tonjolkan adalah tobanya, kalau memang karo dan lainnya juga masuk rumpun batak, kenapa yang di tonjol2kan hanya budaya dari toba saja? tapi ketika nilai budaya dan wilayah karo yg mempunyai nilai jual, selalu di klaim itu adalah budaya batak dan wilayah batak. itu terbukti di usaha pemberian nama tahura yg notabene di wilayah karo, kenapa yg di usulkan sisingamangara XII ? kenapa bukan jamin ginting atau tokoh karo lainnya? tp mudah2an ini hanya kebetulan saja, mejuah-juah dan horas.

    • sinaga says:

      Mejuah-juah Pal.
      Jadi e nge masalahna Pal, Arah teba nari akapna krina kalak Karo reh arah teba nari,
      Enda nge si perlu kita lurusken jadi danci kita persada, adi Bapa arah Simalungun nari, mergaku teba nari (sinaga), tubuh rah tading aku ngale2 lulus sekolah i kuta kalak Karo.
      Jadi em masalahta maun-maun, la sieteh ngerana kita. enda jaman internet, ula kedun tawai kalak kita perban komentar ta, me bage kin?
      Adi SM Raja Marenda pe Imbang-imbang Bulangku nge i teba nari, cuman perang ia arah Belanda, me sinik lah bulang. la ka mungkin bantuna alo na me bage.
      Cuma la mbue meteh cerita enda.
      melit-melit sibuka kerina yach..
      anjar-anjar sisadaken.

      • Robin G Munthe says:

        apa yang disinyalir senina BG hanya sebagai penguat gerakan KBB, bukan penyebab. KBB adalah gerakan atas penelusuran dan kajian yang mendalam atas jati diri Karo yang benar. Kalaupun kadang2 dibumbui dengan sentimen2 kecil wajarlah, namun itu bukanlah esensi.

  7. tungkot says:

    Menurut saya harusnya tidak perlu dipersoalkan kalau orang karo tidak mau dikatakan orang batak karo karena menurut saya tidak ada yg diuntungkan atau yang dirugikan.
    Dan untuk orang karo alangkah baiknya kalau ada kumpulan dimana saja yang anggotanya mayoritas orang batak toba atau batak selatan dan berbahasa batak alangkah baiknya jangan ikut serta dalam kumpulan itu demi kebaikan kita.
    Salam dari orang yang bangga menjadi keturunan BATAK.

    • Robin G Munthe says:

      Saya sdh di perantauan lbh dari 33 tahun, kalaupun orang Karo gabung dengan org Batak (begitu jg sebaliknya) itu utk event2 khusus misalnya Natal dan Tahun Baru krn kebetulan mayoritas Kristen. Selain itu sebagaimana pergaulan normal lainnya sebagaimana suku bertetangga.

  8. sinaga says:

    Mejuah-juah kita kerina,
    Jadi ula lupa kita karo enda heterogen, danci reh ja nari, si arah teba nari, lit arah India (adi kuakap kalak teba pe rah arah India nari, maun maun tawa ateku adi lit kalak karo ngata kami arah India nari.
    Sada siperlu si Ukuri, aku merga Sinaga nge, tapi adi kujumpa perangin-angin kusungkun ia: “uga beitadandu Pa?”, sungkunna nge aku “unga berita kempuku?”

  9. karsito munthe says:

    syalom. sy org kristen. sy ingin bertanya ma swdr/swdari,
    sy ne merga munthe.
    sbenarny merga munthe itu. sku ap sih,,,
    apkah batak toba/apkahsimalungun/apkah/karo……
    tlong d ksih jwban tpt n yg benar y,
    soalny pnting ne bgi sy…
    mksih,
    siyalom…

  10. sandri sitepu says:

    mejuah-juah man bnta krina
    karo bukan batak (teba).
    bujur.

  11. uchiha gultom says:

    saya batak, tepatnya batak toba saya bangga dan cinta batak. Karena arti batak yang selama ini saya tau adalah orang yang kuat, berani, dan perkasa. Bagi saudara saya yang karo kalau tidak mengakui lagi sebagai orang batak ya sudahlah toh gak da yang dirugikan, kalau kami dibilang mendominasi tu mungkin tapi menurut saya tu hanya upaya tuk melestarikan adat kami ,kalau saudara saya yang karo yg mau ayo tunjukkan adat mu HORAS !

    • Robin G Munthe says:

      Sebetulnya kalo orang Batak mengartikan kata “Batak” dengan hal2 positif itu baik-baik saja utk orang Karo, karena hal itu bukan esensi gerakan KBB. Lagian sdh seharusnya orang Batak mengartikan “Batak” sebagai hal positif. Kalaupun Batak mendominasi adalah wajar, krn populasi Batak sekitar 6 kali lbh banyak dari Karo, jemaat HKBP saja sekitar 4,5 juta, gereja HKBP sebagai (maaf) flagship Batak ada dimana2 bahkan di luar negeri, orang Batak sekitar 30 tahun lebih dulu tersentuh pendidikan modern daripada orang Karo (karena pengaruh misi Kristen di Tanah Batak). Jadi bukan sesuatu yg istimewa kalau orang Batak lbh dikenal daripada orang Karo. Sama halnya dengan suku Jawa yang mendominasi pemerintahan negara kita, karena sktr 60% penduduk Indonesia adalah etnis Jawa. Wajar saja toh.Namun demikian, “keterkenalan Batak” tidak mempengaruhi/menghalangi orang Karo utk menegaskan dirinya sebagai Karo semata, berbeda dengan Batak yang dikenal oleh masyarakat luas itu.

  12. GEMBIRA PUSUK says:

    to “karobukanbatak” saya sangat menghargai usulan maupun stament saudara,… saya dukung saudara apabila bisa kam ubah nama GBKP = Gereja Batak Karo Protestan..menjadi nama yang lain. .. para pendiri & pertua Gereja GBKP sudah terlebih dahulu memikirkan dan menyadari bahwa memang karo itu salah satu bagian dari Batak…. mayoritas agama kristen di Kab. Karo aadalah GBKP….. pemberian nama Gereja GBKP dahulu saya pikir sudah melewati mekanisme musyawarah sesama jemaat, ….. …………………………….

  13. Memang Karo labo Teba.,.tapi Jelma si enterem Menganggap Karo = Teba. I jenda perlu kita renungkan kebelakang “Mengapa Karo disamakan dgn Teba”??
    Mgkn slh satunya kRn kesenian dr msg2 suku.,.,Pernah g` Org Karo memperkenalkan budayanya??Adi kalak pendatang reh ke Toba Samosir si perkenalkenna lbe kesenianna..Tp kalak Karo beda,ia malah cuek dgn keseniaanya (malu dgn karya seni sendiri).Trs masalah Rumah Adat..Adi kita reh ke Toba lit dnga si idah rumah adatna..tp ke tanah karo,memNG rMh adat na lit, tp lanai terawat.,itulah salah satu yg membuat pendatang (Touris) tdk mengingat kebudayaan kita..,.kita sendiri (karo) pe cuek apa ka kalak..siharapken kalak untuk mengenal kita.,.e lbo lit adi la kin kita mulaisa..
    Emk mari lah siras2ken menjaga budaya sendiri..ula merawa adi Jelma sienterem ngataken Karo=Teba…enda kerina berawal dari kita.
    Bujur ras Mejuah-Juah
    Salam Damai.

  14. Yoja says:

    Horas Mejuah-juah
    banyak bgt artikel2 ttg Karo Bukan Batak.. knp Karo sentimen bgt klo dibilang Karo truss ga senang dgn dominasi orang Toba..
    sbnrnya disini ada kekeliruan mngenai Batak.. batak itu bukan suku saja tapi suku Bangsa yg trdiri dr Toba, Karo, Simalungun dll..
    jadi knp mesti ribet ga mau dblg Karo..
    Tapi ya udah lah kalo ga mau dibilang Orang Batak it’s Oke.. Go On.. tapi jgn malah mnuduh dominasi org Batak Toba itu sbg tipu muslihat atau pnghilangan identitas suku anda.. itu pernyataan yg sangat picik dan tidak berdasarkan fakta..
    kalau memang ingin budaya Karo yg ditonjolkan ya udah bentuk organisasi yg smuanya org Karo lalu buat pentas seni karo dan program2 yg mnampilkan budaya karo bukannya malah bikin tuduhan2 picik yg ga berdasar..

    klo kata orang Batak blg : Show ’em what you got!
    jgn omdo dan bhkn lagu karo Piso Sirit makin populer krn org Toba si Vicky Sianipar yg mengaransemennya secara modern namun tetap mmpunyai nilai seni tinggi.. saya jg uda nganggap org Karo kyk sodara saya krn bnyk teman2 saya org Karo bhkn kami sahabat karib semasa kuliahh.. Sekarang terserah kalian mau keluar dari Suku Batak atau gak terserah dehh saya dukung.. Saya sih fine2 aja org Karo mau keluar dr suku Batak atau ga krn ga ada untung ruginya juga buat Saya dan org Batak lainnya..

    • Robin G Munthe says:

      Bukan ke luar dari Batak istilahnya, krn kami Karo memang tdk pernah merasa di dalam Batak. Kami tidak merasa ke luar, lho. Kalo diistilahkan ke luar kan seperti pembelot, pembangkang jadinya. Jika kami yakin diri kami Batak kami akan bangga dengan Batak dan menjunjung tinggi nilai2 kebatakan. Masalahnya kami yakin pasti diri kami Karo, bukan Batak. Poinnya disitu.

  15. Yoja says:

    Dan ingat dari dulu hingga sekarang ke lima suku Batak dan suku lain di Sumayera Utara slalu rukun dan damai jangan karena tulisan2 yg sembarangan jadi terjadi konflik.. saya tidak ingin sumatera utara ribut antar suku sprti di daerah2 lain saya ingin SUMUT damai skrg dan selamanya.. kalau Karo mau misah dari Batak silahkan tapi tempuhlah cara2 yg intelek dan berdasarkan Hukum jgn dgn cara nulis2 di blog ttg pghilangan identitas lah ini lah itu lahh dll..
    sbnrnya masalahnya simpel Org Karo ingin budayanya lbh ditonjolkn.. tunjukkan dgn karya nyata buat kegiatan2 yg mnonjolkn ke-Karo-an anda jangan bisanya cuma ngeluh no Action..
    Salam damai
    Horas Mejuah-juah

    • Robin G Munthe says:

      Salah satu strategi pencerahan KBB adalah menulis dimedia2 sosial, tentu saja harus dengan cara tidak melanggar etika dan hukum. Banyak lagi hal lain yang dilakukan termasuk kontak sosial sehari-hari yang tidak perlu diurikan satu per satu

  16. patmos says:

    Saya sebenarnya tetap mendukung kalau karo bagian dari batak… cuma saya juga meminta kepada temen temen yang batak toba jangan terlalu memaksakan kehendak bahwa karo bagian dari toba.. ini yang masalah… karena kalau udah ada cerita karo bagian dari toba…hanya akan membuat runyem… tapi karo dan toba adalah bagian batak….bukan karo bagian toba…masalahnya sering kali ketika kenalan dengan orang toba dan mungkin memanggil lae.. atau appara.. atau senina kebanyakan mereka langsung vonis…. boasa dang i botoho bahasa batak…kan bahasa batak adalah bahasa utama???? nah…gimana ini…. saya ingin biar kita sesama yang orang batak saling mendukung biar kita kuat.. gk perduli siapa yang naik tapi saling dukung .. jika kita bercerai berai seperti ini hanya membuat kita tidak kuat dimata nasional…dan saya juga minta untuk anda yang batak Toba tolong rubah sikap yang merasa andalah suku utama dari batak sedang yang lain adalah bawahan… karena kita semua terutama Toba, Karo , SImalungun, Angkola dan Pak pak masih mayoritas Kristen yang mana harusnya kita saling dukung…
    bujur.. ras mejuah juah…

    • ukurta pinem says:

      y saya setuju pendapat anda bung., sebelumnya sy mnta maap
      perbedaan keyakinan juga bukan masalah untuk persatuan
      JLU

    • Robin G Munthe says:

      Patmos : ” jika kita bercerai berai seperti ini hanya membuat kita tidak kuat di mata nasional”. Menggelikan dan aneh jika perspektif ada semata-mata kekuasaan dan “persatuan Batak” di mata nasional. Kelihatan sekali sasaran anda adalah kekuasaan, sementara gerakan pencerahan KBB sasarannya adalah ketegasan “jatidiri sebagai Karo” semata. Kita tidak ngurus dan peduli soal kekuasaan. Jati diri yang jelas mengenai Karo tidak bisa dibayar atau sepadan dengan kekuasaan apapun. Silahkan anda sebagai Batak mencari dan memegang seluruh kekuasaan dan kemuliaan di negeri ini, Karo tidak akan kecil hati dan tidak iri hati. Tetap lebih bangga dan merasa terhormat disebut Karo saja. Sejarah sudah membuktikan Karo tidak silau dengan kekuasaan.

  17. benyamin sembiring says:

    Salam,

    Bukan bermaksud membela, tapi agar kita lebih cerdas.
    Ini diambil dari wikipedia

    Peyoratif[1] adalah unsur bahasa yang memberikan makna menghina, merendahkan, dan sebagainya, yang digunakan untuk menyatakan penghinaan atau ketidaksukaan seorang pembicara. Kadangkala, sebuah kata lahir sebagai sebuah kata peyoratif, namun lama kelamaan digunakan sebagai kata yang tidak bersifat peyoratif. Dalam linguistik, fenomena ini dikenal sebagai meliorasi, atau ameliorasi, atau perubahan semantik.

    Ameliorasi (Peninggian Makna)

    Peninggian makna adalah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya, daripada makna lama.

    Coba, hubungkan dgn kata “Batak”, bisakah ini yg dimaksud Peyoratif?

    Nah…apabila kata “Batak” adalah peyoratif/ameliorasi maka alasan untuk menyatakan hal yang negatif adalah sudah tidak terpakai, sudah usang. Silahkan untuk mencari alasan yang lain, yang lebih bisa diterima.

    Salam
    Benyamin Sembiring

  18. sam says:

    saya ada usul nee…..agar suku batak itu sama derajat nya, bagai mana kalau susnan suku BATAk itu dimulai dari susunan abjad aja….jadi tidak ada kesan menonjolkan 1 suku aja, contohnya :
    1. K karo
    2. M andailing
    3. S imalungun
    4. P ak pak
    5. T apanuli (Toba)
    bagus kan hehehehehe….

  19. Siagian says:

    Yang maksa orang Karo u menjadi suku batak siapa? Yang mendominasi orang Karo itu siapa? Kan orang Karo sendiri yang menyebut dia Batak contoh( gereja Batak Karo Protestan ) jadi kalau dikalangan Karo terjadi kehilangan jati diri jangan salahkan orang lain, toh sudah banyak cendekiawan orang Karo, maka mulai lah Anda merobah nama ” gereja Batak Karo Protestan ” menjadi bahasa Karo tanpa penyebutan Batak ,jadi kalau di kalangan Anda sendiri yg pusing mencari jati diri, jangan melibatkan orang lain, dengan segala macam alibi, atau Anda merasa terjajah orang Tapanuli? Maka proklamirkan lah kemerdekaan Anda, toh buat yang merasa dirinya orang Batak tidak akan masalah

    • Robin G Munthe says:

      Gerakan pencerahan KBB bukan gerakan “mencari jatidiri” tapi “menegaskan jatidiri” sebagai Karo (saja) karena masyarakat umum (juga sebagian orang Karo) mengenal Karo sebagai Batak Karo. Kata “Batak” ini yang hendak dieliminir karena hal ini telah tersosialisasi (terutama melalui buku2 pelajaran dan info yang salah kaprah) puluhan tahun di sebagian generasi muda Karo dan masy luas. Kalau di generasi tua Karo tidak masalah krn mereka menyebut diri sebagai Kalak Karo, dan orang Batak sebagai Kalak Batak/Kalak Teba (dalam hal ini orang Batak/Teba sebagai outsider). Memang hrs diakui kata “Batak” di GBKP adalah obstacle (ganjalan) yg digunakan terutama orang Batak mempertanyakan gerakan KBB, tanpa meneliti lbh jauh bahwa GBKP itu sendiri diresmikan thn 1941, sebelum itu tidak ada kata GBKP (atau Batak dlm GBKP). Sementara orang Karo telah ada ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Jadi penamaan GBKP itu jelas pengaruh Zending melalui pentahbisan Pdt Sibero dan Pdt Sitepu ketika itu yang kebetulan lulusan sekolah zending Tarutung (Sipoholon).

      • Suprie says:

        kalau mau mencari jati diri jangan mengikutkan atau menjelek jelekkan orang batak toba.Tunjukkan karakter budaya anda, seperti tarian, musik atau pengenalan bahasa, kalau bisa melalui media massa seperti televisi atau acara yang bisa dilihat masyarakat banyak. Saya keberatan dengan tuduhan membatakkan orang Karo (untuk yang merasa karo itu bukan batak)

  20. johanes Ginting says:

    baru2 ini ditayangkan di ANTV acara NDIKAR karo @suprise …nah itu khan sudah ditayangkan..tp kenapa sampek lagu backgrounya/pengantarnya lagu batak…. itu khan trik licik sama dengan pembatakan karo..ini PEMBODOHAN melalui media bung…. dan media tv salah satu yg paling mujarap untuk membentuk OPINI PUBLIK… serakah nm nya

  21. Roynd Sembiring milala says:

    Saya pendukung Karo bukan Batak namun perlu dipertimbangkan untuk tidak mengkaitkan dengan keimanan Kristiani kita (bagi yang Kristiani).. GBKP merupakan wadah/ kendaraan untuk Keimanan yang bersifat suku… bila Nama Kendaraan kita sudah tidak LAYAK jangan dipertahankan….. akan mengganggu keimanan kita dan yang pasti tidak merespek kesukuan kita….

  22. Timbul Barus - Simangunsong says:

    Mejuah juah – Horas

    Banyak sekali kita mendengar dan membaca tangapan dari semua teman” baik yang dari Batak Karo dan Batak Toba, atas permasalahan topic ” Karo bukan Batak ” atau Karo adalah bukan Batak. Saya sebagai suku campuran dari dua Batak tersebut merasa ikut prihatin atas perdebatan ini. Kalaupun hal ini di permasalahkan mohon di bawa dengan pemikiran yang baik dan jernih tanpa ada saling menjelekkan antara kita. hal ini bisa menuju unsur sarah di antara suku kita tentunya. Apapun nanti hasilnya saya tetap Bangga menjadi suku Karo dan Toba. karna saya sangat mencintai kedua suku tersebut.

    Salam,
    Timbul Barus

  23. charles sitepu says:

    Saya bingung mau komen apa,saya lahir di kecamatan merek kab,karo,tolong di survey kalak karo dari daerah tsb setuju ga klu dibilang KKB,,padahl daerah sama ada wisata yg go internasional,saya agak risih baca media ini,dimana rata2 masyrakt sana tidak peduli yg namaya kkb,yg penting bersatu,dan mayoritas bahasa yg dipake bahasa karo,walau pun orangya bnyk dari toba simalungun,tapi puji Tuhan bahasa ya karo,indah nya berbagi,jangan sara dan saya sgt bangga jadi kalak karo,

    • Kenapa kam musti risih bila berbicara tentang identitas? Media ini bukan media SARA, sekaligus bukan juga sebagai media pemecah belah. Tapi justru media ini hadir untuk memberikan pencerahan kepada seluruh khalayak, bahwa ada suku Karo yang tinggal di Sumatera Utara Indonesia. Saya juga meminta agar kam jangan menutup mata bahwa di Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, tetapi dalam perbedaan suku-suku itu, justru hingga saat ini kita masih tetap bersatu dalam bingkai NKRI.

  24. Michael Ginting Suka says:

    Mari kita mendukung satu sama lain aja, skrg sumut dipimpin org yg bukan berasal dr 5 puak batak. Kemana kita yg 5 puak batak ini?

  25. Horas, Mejuah-juah !
    saya selama ini masih bingung dengan adanya KBB ini, entah apa yang sedang dia pikirkan ketika gerakan ini dimulai.
    kepada semua yang merasa dirinya BATAK !(Karo, Simalungun,Pakpak,Mandailing,Toba), saya harap tidak terpropokasi dengan gerarakan KBB ini, saya juga tidak yakin dengan orang2 dibalik KBB ini adalah orang karo sejati. masalah KeBATAK’an BUKAN !!! persoalan 1. AGAMA,2. BAHASA,3. TEMPAT TINGGAL, tetapi cenderung ke permasalahan adat-istiadat, kekerabatan, kebersamaan(jiwa korsa). jadi kalau memang ada dari ke-5 suku itu tdk lagi melakukan adat-istiadat, kekerabatan, kebersamaan(jiwa korsa) memang pantas tidak disebut BATAK !.
    perhatikan ini : Seorang pria boleh menikah dengan (pariban/impal), dimana si pria adalah anak saudara perempuan bapaknya dan si wanita adalah anak saudara laki-laki dari ibunya !!!.
    INI HANYA ADAT BATAK YANG BERLAKU DI SELURUH DUNIA. jadi kalau tidak lagi menganut/mengharamkan faham itu, iya memang bukan BATAK !.
    —- SOAL kekerabatan !, siapa yang bisa mengalahkan Orang Batak !!!, saya kebetulan marga Sinaga, saya merantau ke negeri orang ketemu dengan marga yang sama, dia entah dari dunia mana nggak tahu !, apa yang terjadi ?? kita bersaudaraaaaaaaaa(LEBIH dari sekedar teman biasa/akrap) !! bagai mana mungkin hal ini bisa terjadi kalau bukan BATAK !!!, perasaan saya dan persaan dia sama ! coba KBB pikirkan Hal ini, kenapa bisa demikian ? dan dimuka bumi ini pasti ada Kumpulan Marga !! kalau bukan BATAK mustahall !!, memang harus kita akui, populasi karo dengan toba emang jauh berbeda tetapi tetap saja kalau kita tetemu ada perasaan/jiwa SESAMA BATAK. jika hanya karena persoalan ditemukannya tulang-belurang nenek moyang karo, lalu menganggab bahwa karo bukanlah BATAK, ini apakah sudah di kros cek dengan sejarah Toba, Simalungun,Pakpak, Mandailing ? atau sejarah kenapa ada SEbutan BATAK !?
    —- soal kebesasamaan ini ada similaritas dengan yg diatas, orang Batak selalu ada rasa bersama(batin). jika seorang marga Sembiring dipukul orang di perantauan lalu merga Sitepu dan Sinulingga juga PASTIIII, merasa ikut terpukul walaupun mereka tidak saling kenal ini adalah jiwa BATAK !!!. dahulu BATAK dikenal orang dengan kata 1(parhata sada) kalu iya !! == iya !!, kalau Tidak !!! == Tidak, kalau bahasa karo (adi lang !!== lang !! ) sampai sekarang jiwa ini masih tetap ada pada diri yg disebut BATAK, terutama Karo.
    jadi apa masalahnya hingga Karo Bukan Batak ! bisa sampai mencuat begitu getolnya ? berhati hati dengan semua pernyataan yang merusak tradisi dan kehamornisan BATAK, musuhnya bukan manusia tapi ada yang lebih kuat dan lebih gagah !, yaitu DIA yang telah menciptakan BATAK itu sendiri.
    Horas !,Mejuah-juah.

Leave a reply to Michael Ginting Suka Cancel reply