Gerakan Karo Bukan Batak pada Tahun 1989

Seiring dengan semakin maraknya perbincangan tentang gerakan Karo Bukan Batak (KBB) di situs jejaring sosial, khususnya di ranah Facebook, maka seiring itu pula kerap muncul pertanyaan siapakah sebenarnya penggagas KBB tersebut, dan apa motiviasi dan tujuannya dan semenjak kapankah mulai digaungkan?

surat_masriSeperti yang pernah juga disinggung pada tulisan lain di blog ini, yaitu tulisan yang berjudul “Kilas Balik Gerakan Karo Bukan Batak”, maka sebenarnya KBB adalah sebuah pernyataan dan pergerakan yang dilakukan oleh kalak (orang) Karo yang menggap dirinya seorang Karo sejati, baik secara geneologi (keturunan), maupun kalak tandang (pendatang) yang telah mengaku sebagai Karo, serta sekaligus mengamalkan adat istiadat Karo dalam segala aspek kehidupannya. Dalam hal ini gerakan KBB bukan dipromotori oleh seorang penggas, tapi ini adalah murni berasal dari banyak kalangan masyarakat Karo yang merasa dirinya bukan bagian dari Batak.

Tidak dapat dipungkiri juga sebenarnya bahwasannya gerakan ini sudah mulai muncul semenjak tahun 1941, yaitu ketika penetapan nama Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang sebelumnya adalah bernama Gereja Karo atau dalam Bahasa Belanda Karo Protestantse Kerk. Pada tahun 1970-an gerakan KBB kembali muncul, tetapi lekas padam karena para pejuang identitas itu mengalami keterkucilan dan tekanan.

Pada akhir tahun 80-an, tepatnya pada tahun 1989, seorang Budayawan sekaligus penulis Karo bernama Roberto Bangun pernah menuliskan buku yang berjudul “Mengenal Orang Karo”. Sebelum menuliskan buku tersebut, Roberto Bangun sempat menyurati salah satu tokoh cendekiawan Karo yang sangat terkenal pada saat itu, yaitu Prof Masri Singarimbun.

Pada surat balasan yang dikirim oleh Prof Masri Singarimbun kepada Roberto Bangun, dimana keberadaan surat tersebut dapat pula di temukan pada buku “Mengenal Orang Karo” yang kemudian di tulis oleh Roberto Bangun, maka sang profesor juga ternyata menggap bahwa Karo ternyata bukan Batak.

Seperti apa petikan isi surat Prof Masri Singarimbun kepada Roberto Bangun tersebut, berikut adalah petikan surat yang ditulis pada 20 Mei 1989 tersebut:

Si mehamat
Roberto Bangun
Jl. H.A. Latief no. 5 Rt. 012/06
Karet Tengsin
Tanah Abang
Jakarta Pusat 10220

Mejuah-juah,

Suratndu enggo kualoken alu meriah ukur. Ngoge suratndu tempa-tempa kita lenga pernah jumpa, tapi kuakap enggo kita jumpa.

Surat enda gendek-gendek saja perbahan sangana sibuk kel aku.

Kerna sejarah gelar Karo ras Batak la bo lit informasi terdauhen ibas aku nari. Keterangen si lit saja ipake.

Adi inehen Esiklopedi Indonesia ras buku R. Kennedy, Bibligraphy of Indonesia Peoples and Cultures, ije teridah makana Batak merupakan kelompok suku bangsa. Bali ras sebuten Dayak. Tersurat ibas Ensiklopedi Indonesia kerna bahasa Batak…terbagi dalam logat khusus, y.i. logat Angkola, Karo, Toba, Dairi, Simalungun dan Mandailing.

Ibas buku karangen Dr. Voorhoeve: A critical survey of the languages of Sumatera, bahasa Toba ras bahasa Karo merupakan dua bahasa yang berbeda. Jadi la nai bo perbedaan dialek. Bahasa Karo deheren ku bahasa Alas asangken ku bahasa Toba. Adi nandenta negerana ras sada pernanden i Teba nari, la bo siangkan. Adi jumpa kalak Inggeris ras kalak Amerika siangkan nge ia perbahan sada bahasa tapi beda dialek.

Genduari Batak mempunyai asosiasi yang sangat kuat dengan Toba. Batak e eme kap Toba. dengan Toba bahasa Karo berbeda, kesenian berbeda, pakaian adat berbeda, janah mbue si debanna berbeda. Aku pribadi setuju ras Djamaludin Tarigan makana Karo adalah Karo, bukan Batak Karo. enda persoalan sikap, ngidah situasi si genduari.

Bagem ibas aku nari, lain berita mejuah-juah

Ibas aku nari,
dto
Masi Singarimbun
Sawitsari C-8
Yogyakarta 55283

About karobukanbatak

Suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo. Suku Karo mempunyai sebutan sendiri untuk orang Batak yaitu Kalak Teba umumnya untuk Batak Tapanuli. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.
This entry was posted in Buku and tagged , , . Bookmark the permalink.

1 Response to Gerakan Karo Bukan Batak pada Tahun 1989

  1. MUG says:

    Karo Bukan Batak sebagai pernyataan hati dan pikiran ada didalam sanubari Karo sejak adanya Batak sebagai satu gerakan politik (politik pembatakan). Politik pembatakan ini telah banyak merugikan Karo, bahkan telah pernah ditangani dengan perang (perang etnis Karo-Teba) 1946 terutama di daerah Dairi. Dengan politik pembatakan ‘karo sama dengan batak’ atau politik ‘satu nusa satu bangsa’, ‘persatuan dan kesatuan’ dll, orang Batak/Teba mendesak Karo di daerah Karo Dairi dan perang tak terhindarkan.
    Jadi sejak permulaan kemerdekaan Karo Dairi sudah menyatakan bahkan dengan perang bahwa Karo bukan Batak.
    Sekarang intelektual Karo telah banyak bikin kesimpulan teori yang ilmiah soal gerakan KBB, sebagai gerakan pencerahan bagi rakyat-rakyat dunia dan Indonesia.
    KBB mempelajari perbedaan dengan jujur dan dengan tujuan bersih demi perkembangan nation Indonesia yang bhineka tunggal ika. KBB mempelajari perbedaan sebagai sumbur KEKUATAN NASIONAL BANGSA INDONESIA (the Power of difference).
    KBB merupakan pelajaran utama BHINDEKA TUNGGAL IKA, bagi orang Karo dan orang Batak.

    MUG

Leave a reply to MUG Cancel reply